Senin, 09 Januari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN


 
A.    PENDAHULUAN
Kegiatan peserta didik adalah belajar, yakni upaya untuk terjadinya perubahan dalam diri peserta didik kearah yang lebih baik. Sedangkan kegiatan guru adalah menyediakan kondisi bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan peserta didik merupakan suatu kegiatan yang diharapkan agar mereka dapat menyerap atau memahami apa yang telah disajikan guru, dan kegiatan guru dalam menyampaikan atau menyajikan suatu bahan pelajaran yang terbaik dalam pokok dan sub pokok bahasan atau unit-unit kepada peserta didik
Penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaranr. Penilaian terhadap proses penegajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya penilaian harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pengajaran. Penilaian proses pengajaran bertujuan menilai efektifitas dan efisiensi kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program dan pelaksanaannya.
Penentuan kualitas suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh penilaian. Penilaian dilakukan untuk menilai proses pembelajaran, menilai prestasi siswa dalam suatu bidang pembelajaran, menilai kemajuan lembaga itu sendiri. Untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pengajaran, penilaian memegang peranan yang sangat menentukan.
Dari uraian di atas, maka pemakalah ingin membahas pengetian evaluasi pembelajaran supaya lebih jelas, dan kita sebagai calon guru harus benar-benar tahu tentang evaluasi pembelajaran.



B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Dalam praktik sering kali terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran. Kenyataan seperti itu memang dapat dipahami, mengingat bahwa diantara ketiga istilah tersebut saling kait mengkait sehingga sulit dibedakan. Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah measurement yang artinya sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu dengan dasar ukuran tertentu yang sifatnya kuantitatif. Contohnya mengukur tinggi badan dengan ukuran meter.
Penilaian (Assassment) berarti menilai sesuatu. Menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri pada baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya kualitatif.[1] Contohnya dari 100 soal siswa A dapat mengerjakan 90 soal dengan benar, dengan demikian dapat dinilai bahwa siswa A adalah anak yang pandai. Sedangkan evaluasi atau evaluation adalah mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian atau dikenal dengan istilah tes.
Untuk mempertegas perbedaan antara pengukuran (measurement). penilaian (assessment), dan evaluasi. Pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan kuantitas dari sesuatu. Penilaian dan evaluasi didefinisikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[2]
Penilaian dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assassment (penilaian hasil belajar peserta didik) yaitu proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran.[3] Penilaian terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Penilaian adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis, dan menginterprestasi informasi tersebut untuk membuat keputusan.
2.      Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi supaya evaluasi dapat berjalan dengan lancar. Adapun prinsip-prinsip evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut :
a.       Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode pengajaran. Tujuan instruksional, materi, dan metode pengajaran serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
b.      Keterlibatan siswa
Kripnsip ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Belajar) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalani secara aktif, dan siswa membutuhkan evaluasi.
c.       Koherensi
Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak benar menyusus alat evaluasi belajar yang mengukur bahan yang belum pernah disajikan dalam kegiatan belajar mengajar. 
d.      Pedagogis
Dalam hal ini evaluasi juga perlu diterapkan sebagai perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebgai ganjaran (rewanrd) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi merupakan hukuman bagi yang kurang atau tidak berhasil.
e.       Akuntabilitas
Keberhasilan program pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban. Pihak-pihak yang dimaksud adalah orang tua, calon majikan, masyarakat lingkungan pada umunya, dan lembaga pendidikan sendiri.[4]

3.      Fungsi Evaluasi
Dalam keseluruan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi untuk :
a.       Mengetahui kemajuan kemapuan belajar murid
b.      Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelompoknya/kelasnya.
c.       Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seseorang siswa atas suatu unit pelajaran.
d.      Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.
e.       Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang bersangkutan.
f.       Memberi laporan kepada siswa dan orang tua siswa
g.      Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.
h.      Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan dan perencanaan pendidikan.
i.        Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan.
j.        Merupakan bahan feed back bagi siswa, guru dan program pengajaran.
k.      Alat motivasi belajar-mengajar.[5]
Dengan mengetahui manfaat evaluasi dari berbagai segi dalam system pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa macam, antara lain :
a.       Evaluasi berfungsi sebagai selektif
Guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan yang antara lain adlaha untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b.      Evaluasi berfungsi sebagai diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. jadi dengan mengadakan evaluasi guru dapat mendiagnosis kepada para siswanya tentang kebaikan dan kelemahan.
c.       Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil untuk diterapkan. keberhasilan program tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.[6]
4.      Hal-hal Yang Harus ada Dalam Evaluasi Pembelajaran
a)      Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu pengelolaannya secara baik dan matang. Manajemen  evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan yaitu:[7]
·         Merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas, maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
·         Menetapkan aspek-aspek yang akan di evaluasi. Misalnya apakah aspek kognitif, aspek efektif ataukah aspek psikomotorik.
·         Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi. Misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan teknik tes ataukah teknik non tes, apakah pelaksanaannya dengan menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (kuesioner).
·         Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik. Seperti butir-butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes).
·         Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data evaluasi.
·         Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapakah evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan). Jika dalam suatu kegiatan belajar, tujuannya telah dengan hati-hati di identifikasi, biasanya dapat disusun suatu tes atau ujian.[8]
b)      Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apakah evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes) atau melakukan pengamatan, wawancara atau angket.
c)      Melakukan verifikasi data
Data yang berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang "baik" (data yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi). Dari data yang "kurang baik" (data yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
d)     Pengelolaan dan penganalisis data
Mengolah dan menganalisis  hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga "dapat berbicara".
Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat deipergunakan teknik statistic dan atau teknik non statistic, tergantung kepada jenis data yang akan diolah dan dianalisis.
e)      Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakekatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan.
Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil hasil evaluasi itu sudah barang tentu harusmengacu kepada tujuan yang dilakukannya evaluasi itu sendiri.
f)       Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya.
Maka pada akhirnya evaluatornya akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. Harus senantiasa diingat bahwa setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit.
Tanpa diikuti tindak lanjut yang konkrit maka pekerjaan evaluasi itu hanya akan sampai kepada pernyataan, yang menyatakan bahwa "saya tahu, bahwa ini begini dan itu begitu". Apabila hal seperti itu terjadi, maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak membawa manfaat bagi evaluator.

C.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Evaluasi pembelajaran adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai yang baik sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Evaluasi sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus.
2.      jika evaluasi dalam pendidikan berjalan dengan baik, maka macam-macam fungsi evaluasi yang telah disebutkan di atas akan tercapai dan dapat dirasakan oleh para siswa dan lembaga pendidikan akan menjadi lembaga yang bermutu

REFERENSI
Ø  Nana Sudjana, Evaluasi Pembelajaran, PT. Rosdakarya, Bandung, 1999
Ø  Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005
Ø  Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1996
Ø  Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007
Ø   Ivar K. Davies, Pengelolaan Belajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1991


[1] Nana Sudjana, Evaluasi Pembelajaran, PT. Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 4.
[2] Ibid.,, hal. 4
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. l88.
[4] Ibid, hal. 19-21
[5] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1996, hal. 6-8
[6] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 15-16
[7] Ibid, hal. 59
[8] Ivar K. Davies, Pengelolaan Belajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1991. hal. 292

Tidak ada komentar:

Posting Komentar